TEMPO.CO, Jakarta - Korban perbudakan buruh pabrik panci di Tangerang,
Dirman, mengisahkan upaya pelariannya yang gagal hingga berujung
digebuki. Dirman tertangkap tak lama setelah berhasil menyelinap dari
pabrik, November 2012. "Saya ditangkap oleh tentara," katanya saat
ditemui Tempo, Rabu, 8 Mei 2013. Kala itu, Dirman mencoba kabur
pada pukul 04.00. Dia tidak bisa mengingat tanggalnya. "Yang pasti tiga
hari setelah saya mulai bekerja," kata dia. (Baca: Perbudakan Buruh Dibaking Oknum TNI dan Brimob)
Dirman
mencoba kabur dengan berpura-pura mencuci tangan di halaman depan rumah
Yuki Irawan, sang bos, yang sekaligus menjadi perusahaan panci
tempatnya bekerja. "Saya lari saat tidak ada mandor yang memperhatikan,"
kata Dirman.
Setelah berhasil keluar, Dirman sempat
bersembunyi. Tidak lama berselang seorang tentara datang mengejarnya.
Ketika Dirman mencoba berlari sekuatnya, ternyata warga sekitar juga
ikut mengejarnya. "Saya diteriaki maling oleh tentara itu," katanya.
(Baca:Buruh Panci Coba Lari Diteriaki Maling dan Digebuk)
Dikejar
warga dan tentara, Dirman ini tidak berhasil lolos. Dia terlanjur
dipukuli warga karena dituduh maling. Padahal, Dirman sudah berusaha
menjelaskan kalau dirinya bukan maling, melainkan pekerja yang ingin
minggat karena tidak kerasan. Sebenarnya, setelah Dirman bercerita,
warga sempat melepaskannya. Sayangnya, tentara yang ikut mengejarnya
tetap menahannya. "Tangan saya diikat ke belakang," ujarnya. Dalam
keadaan terikat, tentara itu membawa Dirman kembali ke dalam pabrik.
Di
pabrik, mandor dan tentara itu memukulinya bergantian di depan buruh
lain. Dirman mengaku ditelanjangi dan terus dipukuli. "Kami semua
dikumpulkan untuk melihat dia," kata Bagas, korban lainnya, membenarkan
kisah Dirman.
Menurut Bagas, Dirman dikurung selama sehari di
kamar mandi. "Jika tidak mau bernasib seperti Dirman, kalian harus
patuh," kata Bagas menirukan kata-kata mandornya.
Toh, karena
beratnya siksaan, masih banyak buruh yang mencoba kabur. Setiap ada yang
kabur, semua buruh akan diinterogasi mandor dan Yuki. Dan, sambil
bertanya, para buruh yang tak kabur dipukul dan dimaki.
Penderitaan
para buruh ini berakhir ketika pada Jumat, 3 Mei 2013, Kepolisian Resor
Kota Tanggerang menggebrek CV Cahaya Logam milik Yuki Irawan di Kampung
Bayur Opak, Desa Lebak Wangi, Sepatan. Dari penggerebekan itu ditemukan
34 buruh pabrik yang disekap dan diperlakukan tidak manusiawi. Mereka
ditemukan dengan pakaian kotor dan menderita penyakit kulit. (Baca: Begini Penyekapan Buruh Pabrik Panci Terbongkar)
This comment has been removed by the author.
ReplyDelete