MISSION HMI
Sindikasi
Disusun
guna memenuhi persyaratan sebagai peserta Senior Course ( SC )
HMI
Cabang Cilegon
Disusun oleh :
Bani Ahmad
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM ( HMI )
CABANG PANDEGLANG
2011
Daftar Isi
Daftar isi …………………………………………………………………. I
Pendahuluan
……………………………………………………………… 1
Alokasi waktu
………………………………………………………….... 2
Target pembelajaran khusus
…………………………………………… 3
Target pmbelajaran khusus
…………………………………………… 3
Pokok bahasan/sub pokok bahasan
…………………………………….. 3
Pembahasan materi
……………………………………………………… 4
Metode penyampaian
……………………………………………………
Tata ruang pelatihan
……………………………………………………
Evaluasi
…………………………………………………………………
Referensi
Catatan-catatan
PENDAHULUAN
Tiada untaian kata yang patut hamba ucapkan selain puji syukur hamba
kepada Allah SWT, Tuhan yang telah menciptakan keseimbangan di dunia ini dengan
dialektika, sehingga dengan rahmatNya manusia dapat berperan serta dalam proses
sosial yang sedang berlangsung. Sholoawat serta salam semoga tetap terlimpahkan
kepada junjungan kita Nabi Muhammad yang merurapakan sang Revolusioner besar
yang mambalikkan piramida struktur sosial, serta mengentaskan kaum marginal
dari struktur social yang menindasnya.
Di usianya yang sudah menginjak ke-62 pada 5 Pebruari 2009 lalu, Himpunan
Mahasiswa Islam (HMI) telah sedikit banyak telah menunjukkan eksistensi
diri melalui segenap kiprahnya dalam perjuangan Keummatan, Keintelektualan dan
kebangsaan dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia kita tercinta ini.
Usia 62 tahun bukanlah waktu yang pendek, apalagi HMI senantiasa berkiprah di
tengah dinamika sosial kebangsaan yang terus menerus berubah wujud dan
orientasinya. Perjalanan yang panjang itu sungguh merupakan jalan yang penuh
liku, pertumbuhan. perkembangan, pematangan bahkan kadangkala juga pembusukan (assasination).
Perubahan yang terjadi dalam tatanan sosial kebangsaan belum dan tiada
akan pernah selesai kiranya, ia akan berkembang berdasarkan tuntutan, dorongan,
baik dari internal maupun eksternal yang berkesinambungan. Oleh karenanya,
dengan demikian kiprah HMI sebagai organisasi mahasiswa tertua dan terbesar
sementara ini di tanah air juga tidak akan pernah berhenti selama HMI belum
bergeser dari semangat, cita-cita, asas dan tujuan awal sebagaimana dulu para
penggagasnya mencitrakan, yang kemudian lebih dikenal sebagai kualitas insan
cita yang menjadi cirri khas organisasi ini. Sehingga melihat hal ini
penulis tergerak untuk meneteskan setetes keringat untuk mencoba memberikan pembahasan tentang Mission HMI
dalam rangka Revitalisasi atau bahkan Reaktualisasi nilai-nilai yang terkandung
dalam Mission HMI guna memantapkan langkah kader HMI dalam berinteraksi sosial
dengan benar baik sesuai dengan cita-cita yang idamkan leluhur bangsa ini, kaum
mahasiswa, orang yang peduli pada negeri ini, dan HMI tentunya.
Rerumputan yang kering tak akan dapat memberikan kehidupan tanpa
alam tanpa ada hujan dari langit. Demikian juga halnya dengan kita, dalam
sebuah perjuangan tak lepas selalu untuk memohon kepada Allah SWT karena
tanpa-Nya kita semua tak akan mampu berbuat apa-apa. Tergantung pada kita
sendiri akan menulisnya sebagai prasati dengan tinta emas ataukah tinta hitam.
Materi : Mission
HMI
Alokasi waktu : 4
jam
Target
pembelajaran umum
- Dapat memahami pengertian Mission HMI baik
secara aspek teoritis maupun aspek aplikasi dalam peran serta kader HMI dalam
dinamika social sebagi duta-duta keummatan dan kebangsaan.
Target
pembelajaran khusus
-
Dapat memahami pengertian Mission
HMI.
-
Dapat memahami hubungan Mission secara integral.
-
Dapat memahami serta
mengaplikasikan nilai-nilai Mission HMI
Pokok
bahasan/sub pokok bahasan
- Mission
1.1 Definisi Mission
1.2 Teori Mission.
1.3 Tujuan Mission..
- Mission HMI
2.1 Definisi Mission HMI
2.2 Ruang lingkup Mission HMI.
2.3 Tujuan Mission HMI
2.4 Hakikat keberadaan Mission HMI
2.5 Hubungan Mission secara integral.
PEMBAHASAN
1. Mission
1.1 Definisi Mission
Secara harfiyah Mission adalah tugas, perutusan, utusan, tanggung jawab,
atau bila digabungkan menjadi tugas dan tanggung jawab yang diemban. Dan secara
terminologi, Mission adalah tugas dan tanggung
jawab yang diemban oleh setiap manusia dalam menjalani kehidupan di dunia ini
sebagai wujud manifestasi manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
1.2 Tujuan Mission.
Tujuan yang jelas
diperlukan untuk suatu organisasi, hingga setiap usaha yang dilakukan oleh
suatu organisasi tersebut dapat dilaksanakan dengan teratur. Dan tujuan
tersebut tak lepas dipengaruh oleh suatu
motivasi dasar pembentukan, status dan fungsinya dalam totalitas dimana organisasi
tersebut berada.
Mission yang
berarti di atas tersebut, diartikan dalam tujuanya keberadaan Mission dalam
sekup yang besar maupun kecil (baik perorangan, organisasi, ataupun Negara)
adalah sebagai pemberian akan tersematnya suatu term tugas dan tanggung
jawab pada setiap manusia secara perseorangan, organisasi, ataupun negara
dengan jelas dan terarah. Dan secara fitrah kejadianya, manusia diciptakan
tentu ada maksud dan tujuan adanya manusia di bumi ini, sehingga manusia
menyadari akan peran, tujuan, dan tanggung jawabnya dan diaplikasikan dalam
kehidupan nyata.
2 Mission HMI
2.1 Definisi Mission HMI
Mission HMI dapat diartikan sebagai
tugas dan tanggung jawab yang diemban dalam setiap diri kader HMI. Setiap kader
HMI mempunyai tugas dan tanggung jawab dalam keberadaanya sebagi instrument
kecil dalam negara ini yang diharapkan mampu berinteraksi dalam kehidupan
sosial dalam lingkup yang lebih luas, tidak hanya di kampus sebagai kandangnya
mahasiswa itu sendiri.
Kader-kader HMI harus mempu dan
siap untuk menjadi duta-duta keummatan dan kebangsaan dengan selalu berpegang
teguh pada dua komitmen asasi (dua ide dasar kelahiran HMI, yakni:
1.
Mempertahankan kemerdekaan Negara
Republik Indonesia dan
mempertinggi derajat rakyat Indonesia.
2.
Mensyiarkan agama Islam.
Kesatuan dari kedua wawasan ini
(wawasan kebangsaan dan wawasan ke-Islaman) disebut dengan wawasan
integralistik, yakni cara pandang yang utuh melihat bangsa Indonesia terhadap tugas dan tanggung jawab yang
harus dilakukan sebagai warga Negara dan umat Islam Indonesia.
2.2 Ruang lingkup Mission HMI.
Rumusan Mission HMI tergambar dalam
tujuan HMI “Terbinanya insan akademis, pencipta, pengabdi yang bernafaskan
Islam dan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil dan makmur yang
diridhoi Allah SWT”. (Pasal 4 AD HMI). Dari tujuan diatas dapat didimpulkan
menjadi 5 rumusan kualitas Insan Cita HMI yaitu:
1. Kualitas Insan Cita Akademik
2. Kualitas Insan Cita Pencipta
3. Kualitas Insan Cita Pengabdi
4. Kualitas Insan Cita Bernafaskan Islam
5. Kualitas Insan Cita yang bertanggungjawab atas terwujudnya
masyarakat adil makmur yang diridhi Allah subhanallah uta’ala.
1. Kulaitas Insan Cita Akademik
a. Berpendidikan tinggi,
berpengetahuan luas, mampu berfikir rasioanal, objektif dan kritis.
b. Memiliki kemampuan teoritis, mampu memformulasikan apa yang diketahui dan dirahasiakan. Dia
selalu berlaku dan menghadapi suasana sekelilingnya dengan penuh kesadaran.
c. Sanggup berdiri sendiri dengan lapangan ilmu pengetahuan sesuai
denga jurusan ilmu yang dipilihnya baik secara teoritis maupun teknis dan
sanggup bekerja secara ilmiah yaitu secara bertahap, teratur, mengarah pada
tujuan sesuai dengan prinsip-prinsip perkembangan.
2. Kulaitas Insan Cita
Pencipta
a. Sanggup melihat kemungkinan –kemungkinan lain yang lebih dari
sekedar yang ada dan bergairah besar untuk menciptakan bentuk-bentuk baru yang
lebih baik dan bermanfaat dengan bertolak dari apa yang ada.
b. Berjiwa penuh dengan gagasan-gasan kemajuan, selalu mencari
perbaikan dan pembaharuan.
c. Bersifat independent dan terbuka dan tidak isolatif, insan yang
menyadari dengan sikap demikian potensi kreatifnya dapat dikembangksn dan
menemukan bentuk indahnya.
d. Dengan ditopang kemampuan akademisnya dia mampu melaksanakan
kerja kemanusiaan yang dissemangati ajaran islam.
3. kualitas Insan Cita Pengabdi
a.
Ikhlas dan sanggup berkarya demi
kepentingan orang banyak atau untuk sesama manusia.
b.
Sadar membawa tugas insan pengabdi bukan hanya
membuat dirinya baik tetapi juga membuat kondisi sekelilingnya juga baik.
c.
Insan akademis pencipta dan
pengapdi adalah insan yang pasrah cita-citanya yang ikhlas mengamalkan ilmunya
untuk kepentingan sesamanya.
4. kualitas Insan Cita Bernafaskan Islam
a.
Islam telah menjiwai dan
memberikan pedoman pada pola pikir dan pola laku. Islam akan menjadi pedoman
dalam berkarya dan mencipta sejalan dengan mission islam. Dengan demikian islam
telah menafasi dan menjiwai karya-karyanya.
b.
Ajaran islam telah membentuk unity
of personality dalam dirinya. Nafas islam telah membentuk pribadi yang utuh
tercegah dari split personality, tidak pernah ada dilema antara dirinya
sebagai warga negara dan dirinya sebagai muslim. Insan ini telah
mengintegrasikan masalah suksenya pembangunan nasional bangsa kedalam suksenya
perjuangan umat islam Indonesia
dan sebaliknya
5. Kualitas Insan Cita Yang Bertanggung Jawab Atas Terwujudnya
Masyarakat Adil Makmur Yang Diridhoi Oleh Allah SWT.
a.
Berwatak, sanggup memikul
akibat-akibat dari perbuatanya sendiri, sadar bahwa menempuh jalan yang benar
diperlikan adanya keberanian moral.
b.
Spontan dalam menghadapi tugas,
responsif dalam menghadapi persoalan-persoalan dan jauh dari sikap apatis.
c.
Rasa tanggung jawab dan rasa takwa
kepada allah SWT, yang menggugah untuk mengambil peran aktif dalam suatu bidang
dalam mewujudkan masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah SWT.
d.
Korektif terhadap setiap langkah
yang berlawanan dengan usaha mewujudkan masyarakat adil makmur.
e.
Percaya pada diri sendiri dan
sadar akan kedudukanya sebagai kholifah fil ardh yang harus melaknanakan
tugas-tugas kemanusiaan.
2.3 Tujuan Mission HMI
Dengan
adanya Mission HMI secara jelas dimaksudkan agar kader-kader HMI menyadari akan
peran dan kapasitasnya sebagai mahasiswa dan kader HMI sebagai duta-duta
kebangsaan dan keummatan yang selanjutnya diaplikasikan dalam kehidupanya dan
mewarnai dinamika kehidupan, tentunya dengan term-term yang dijelaskan awal
tadi memberikan gambaranakan tugas dan tanggung jawab yang besar yang sebagai
keharusan untuk dilakukan dalam setiap diri kader HMI.
2.4 Hakikat keberadaan Mission HMI
Dalam petikan
tujuan HMI yang menggambarkan demi kepentingan dan kebutuhan agar HMI tetap
eksis. Dengan asas Islam, fungsi sebagi organisasi kader yang independent,
lengkap dan beratlah sudah tugas dan tanggung jawab yang musti diemban HMI.
Tanggung jawab tersebut terimplementasi melalui kiprah
sepak terjang HMI dalam setiap aktifitasnya, dan penilaian terhadap HMI pun
senantiasa harus menggunakan dua prespektif ruang dan waktu sekaligus, yakni “present
prespective” dan “future prespective”. Prespektif sekarang ini
menandai semua aktifitas riil HMI dalam menanggapi dinamika kekinian, dan
prespektif masa depan dilandasi kenyataan bahwa HMI “hanyalah” organisasi yang
menghimpun mahasiswa-mahasiswa yang kiprah konkritnya dalam kehidupan baru akan
berlangsung di masa depan.
Usia tua bagi sebuah organisasi sering kali mengindikasikan
sejumlah kontradiksi, di satu sisi mengindikasikan sebuah kematangan suatu
organisasi, dengan ditunjukkanya bagaimana organisasi tersebut mempertahankan
diri dan mengembangkan kehidupan keorganisasian, tatanan, sistem, kedisiplinan,
perangkat maupun atribut-atribut organisasi tersebut. Namun di sisi yang lain
juga dimungkinkan melekatnya sejumlah unsur berbahaya yang tipikal seperti arogansi,
budaya membatu (terkesan stagnan/ statis) maupun establishme pada
suatu organisasi tersebut, atau dapat dimungkinkan juga diibaratkan kereta,
semakin lama semakin rapuh yang akhirnya rusak, alias the end. Suatu pernyataan
yang tidak sama sekali tidak kita inginkan akan tersemat dalam HMI ini. Naudzubillah
min dzalik.
Mengenai budaya membatu (trend stagnation yang
mulai menjangkiti tubuh tua HMI) yang meski masih minor, namun mutlak
membutuhkan semacam katarsis. Bisa dilihat pengaruhnya mulai kelihatan
pada bagaimana dewasa ini demikian lamban dalam merespon berbagai dinamika
bangsa. Sehingga faktor “kurang gesit dan kurang tanggap” atau bahkan bahasa
saya boleh dibilang lemahnya syahwat HMI dalam merespon dinamika keummatan dan
kebangsaan menunjukan bahwa ada sejumlah lemak dan kolestrol yang cenderung
menjadi penyakit dalam diri HMI. Sehingga diperlukan sejumlah perangkat anti
virus untuk mendeteksi dan mencandra jenis penyakit HMI berikut
penyebab-pentebabnya agar dapat dicari jalan keluarnya secara tepat, efisien
dan dan efektif agar dalam menjalankan mission HMI tidak menemui virus
yang berarti dan mematikan, mengingat berbicara tentang HMI berarti pula
memperbincangkan nasib sekian ratus ribu mahasiswa-mahasiswa lain yang menjadi
anggotanya, sehingga perencanaan yang matang mutlak diperlukan. Sehingga mutlak
akan pemahaman sekaligus aktualisasi Misson HMI dalam setiap diri kadernya.
2.5 Hubungan Mission secara integral.
Hubungan
antara identitas, asas, tujuan, sifat, status, fungsi dan peran HMI secara
integral adalah dimaksudkan dalam pencapaian dan memperjuangkaan mission HMI
secara utuh dan menyeluruh satu sama lain bersifat saling berpengaruh dan menentukan
yang tidak bisa di pisah-pisahkan.
Dalam
diri seorang anggota HMI yang bernuansa independent harus :
1. Senatiasa memperdalam hidup kerohanian agar menjadi luhur dan
bertakwa kepada Allah SWT.
2. Selalu tidak puas dan berkemauan keras untuk mencari kebenaran,
HMI hanya komitmen kepada kebenaran.
3. Jujur pada dirinya dan orang lain dan tidak mengingkari hati
nuraninya.
4. Teguh dalam pendirian dan obyektif rasional jika berhadapan
orang yang berpendirian berbeda.
5. Bersifat kritis dan berfikir bebas dan kreatif.
Metode
penyampaian :
Adapun metode yang digunakan dalam proses penyampaian
materi Mission adalah dengan cara Penyampaian,
Diskusi, dan tanya jawab. Pentampaian dan tanya jawab berbentuk format seperti
huruf U yang dimana pemateri dapat menyampaikan materi dengan peserta dapat
memperhatikan dan menyampaikan permasalahan tentang Mission langsung kepada
pemateri yang ada di depan masing-masing peserta, dan diskusi dibuat per
kelompok dengan didampingi dan diperhatikan oleh pematerinya.
Tata ruang latihan :
Adapun metode yang digunakan dalam tata ruang
pelatihan ini adalah berbentuk huruf U, dimaksudkan para peserta pelatihan
dapat langsung memperhatikan pemateri yang menyampaikan materi Mission tanpa pemateri membelakangi peserta, dan pemateri
dapat langsung mengisi materi dengan focus dengan senantiasa memperhatikan per
peserta.
Evaluasi :
Metode kuantitaf ( angka/obyektif ).
Adapun sistem penilaian kuantitatif
adalah dengan adanya sebuah penugasan materi. Misalnya membuat ringkasan dari
materi yang sudah ada ataupun mengerjakan soal terkait tentang materi. Selain
itu ada juga penilaian yan bersifat afektif, kognitif dan psikomotorik. Dan
metode kuantitatif dapat dinilai dengan huruf/ subyektif .
Referensi :
Andrawijaya, I.Adam, Perilaku Organisasi
Kemahasiswaan. Bandung:
Sinar Baru, 1999
Darmaningtyas, dkk. Membongkar Dan Kebebasan
Akademik, Yogyakarta : YPZLPM, 1985
Liliweri, Alo. Kepemimpina. Bandung: Citra
Aditya Bhakti, 1997
Safaria, Triantoro. Kepemimpinan. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2004